BERAMALLAH UNTUK DUNIAMU SEAKAN KAU HIDUP SELAMANYA

 


PERTANYAAN :
Apa Maksut dari hadits, "beramallah untuk duniamu, seakan kau hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan esok kau tiada/mati" 
JAWABAN :
Sesungguhnya manusia saat menyangka ia hidup didunia selamanya maka sifat lobanya menjadi sedikit dan ia yakin bahwa yang ia kehendaki tidak akan hilang kesempatan mendapatkannya lantaran tidak terlalu tamak dan bersegera dengan meraih duniawi maka saat hilang kesempatan meraihnya dihari ini kesempatan hari esoknya masih terbuka lebar karena ia akan hidup selamanya.
(اعمل عمل من) وفي نسخة امرئ (يظن أن لا يموت أبدا ، واحذر حذر امرئ يخشى أن يموت غدا) أي قريبا جدا ولم يرد حقيقة الغد ، والمراد تقديم أمر الآخرة وأعمالها حذر الموت بالفوت على عمل الدنيا وتأخير أمر الدنيا كراهة الاشتغال بها على عمل الآخرة وأما ما فهمه البعض أن المراد اعمل لدنياك كأنك تعيش ابدا واعمل لآخرتك كأنك تموت غدا ويكون المراد الحث على عمارة الدنيا لينتفع من يجئ بعد والحث على عمل الآخرة فغير مرضي لأن الغالب على أوامر الشارع ونواهيه الندب إلى الزهد في الدنيا والتقليل من متعلقاتها والوعيد على البناء وغيره وإنما مراده أن الإنسان إذا علم أنه يعيش أبدا قل حرصه وعلم أن ما يريده لن يفوته تحصيله بترك الحرص عليه والمبادرة إليه فإنه إن فاتني اليوم أدركته غدا فإني أعيش أبدا ،
1201. “Berbuatlah seperti perbuatan orang yang mengira tidak akan mati selamanya dan khawatirlah seperti khawatirnya seseorang yang takut mati diesok hari”. Artinya : Mendahulukan amal perbuatan dan perkara yang berkaitan dengan akhirat karena khawatir tidak dapat lagi menjalankannya saat meninggal atas amal duniawi dan mengakhirkan perkara dunia karena benci disibukkan dengannya hingga mengalahkan amal perbuatan akhirat.
Sedang apa yang difahami oleh sebagian orang tentang “Berbuatlah untuk duniamu seolah kamu hidup selamaya dan berbuatlah untuk akhiratmu seolah kamu mati esok hari” yang menurut mereka pemahamannya memberi motivasi agar mencari duniawi agar bermanfaat bagi generasi berikutnya dan memberi motivasi agar semangat dalam beramal akhirat maka tidaklah benar karena pada umumnya perintah-perintah dan larangan-larangan syara’ berkaitan dengan berprilaku zuhud dengan dunia, menyedikitkan berhubungan dengannya, memberi ancaman membangun kemewahan dan sebagainya, maka yang dikehendaki darinya adalah

“Sesungguhnya manusia saat menyangka ia hidup didunia selamanya maka sifat lobanya menjadi sedikit dan ia yakin bahwa yang ia kehendaki tidak akan hilang kesempatan mendapatkannya lantaran tidak terlalu tamak dan bersegera dengan meraih duniawi maka saat hilang kesempatan meraihnya dihari ini kesempatan hari esoknya masih terbuka lebar karena ia akan hidup selamanya. [ Faidh al-Qadiir II/16 ].

Tidak ada komentar:
Write komentar