PERTANYAAN :
Bagaimana hukum nya imunisasi pada bayi....?? Ada kabar dalam vaksin ada yang mengandung babi...
JAWABAN :
Hasil Bahtsul Masail PWNU Jatim di PP. Al Usymuni Sumenep Juli 2009 :
Deskripsi : Program pemerintah berupa Imunisasi balita dan vaksin haji yang disinyalir oleh masyarakat ada bahan yang mengandung unsur babi (kami juga... belum mengetahui secara medis). Imunisasi bayi dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi agar tidak rentan penyakit dan dibutuhkan oleh jama’ah haji untuk melindungi dari virus yang mungkin dapat tertular. (PCNU Kab Mojokerto)
Pertanyaan : Bagaimana hukum Imunisasi bagi balita dan vaksin bagi jamaah haji sebagaimana deskripsi di atas?
Jawaban : Sesuai dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia terhadap vaksin Mencevax ACWY nomor bets A73CA24SA (produk lama) dan nomor bets A83CA063B56 (produk baru) yang menyatakan bahwa DNA babi tidak terdeteksi pada kedua contoh vaksin tersebut, maka hukum penggunaan vaksin bagi jamah haji adalah boleh.
Catatan: Tentang kecurigaan adanya keterlibatan enzim babi dalam salah satu bagian dari bahan pembuatan vaksin, mengharap kepada pemerintah agar dapat memproduksi vaksin sendiri, dari bahan yang tidak menimbulkan keresahan.
Dasar Keputusan :
المجموع ج 9 ص 37 (الثالثة)
كل طاهر لا ضرر فيه فهو حلال الا ثلاثة أنواع وذلك كالخبز والماء واللبن والفواكه والحبوب واللحوم الطاهرة وغير ذلك لما ذكره المصنف والاجماع (وأما) الانواع الثلاثة المستثناة (فاحدها) المستقذرات كالمخاط والمني ونحوهما وهى محرمة على الصحيح المشهور وفيه وجه ضعيف حكاه امام الحرمين وغيره أنها حلال وممن قال به في المنى أبو زيد المروزى وحكم العرق حكم المني والمخاط وقد جزم الشيخ أبو حامد في تعليقه
مجموع ِشرح المهدب ج 9 ص 42
وَاتَّفَقُوا عَلَى جَوَازِ الْأَكْلِ إذَا خَافَ عَلَى نَفْسِهِ لَوْ لَمْ يَأْكُلْ مِنْ جُوعٍ أَوْ ضَعْفٍ عَلَى الْمَشْيِ أَوْ عَنْ الرُّكُوبِ وَيَنْقَطِعُ عَنْ رُفْقَتِهِ وَيَضِيعُ وَنَحْوِ ذَلِكَ , فَلَوْ خَافَ حُدُوثَ مَرَضٍ مَخُوفٍ فِي جِسْمِهِ فَهُوَ كَخَوْفِ الْمَوْتِ , وَإِنْ خَافَ طُولَ الْمَرَضِ فَكَذَلِكَ فِي أَصَحِّ الْوَجْهَيْنِ , وَقِيلَ : إنَّهُمَا قَوْلَانِ , وَلَوْ عِيلَ صَبْرُهُ وَأَجْهَدَهُ الْجُوعُ فَهَلْ يَحِلُّ لَهُ الْمَيْتَةُ وَنَحْوُهَا ؟ أَمْ لَا يَحِلُّ حَتَّى يَصِلَ إلَى أَدْنَى الرَّمَقِ ؟ فِيهِ قَوْلَانِ ذَكَرَهُمَا الْبَغَوِيّ وَغَيْرُهُ ( أَصَحُّهُمَا ) الْحِلُّ , قَالَ إمَامُ الْحَرَمَيْنِ وَغَيْرُهُ : وَلَا يُشْتَرَطُ فِيمَا يَخَافُهُ تَيَقُّنُ وُقُوعِهِ لَوْ لَمْ يَأْكُلْ , بَلْ يَكْفِي غَلَبَةُ الظَّنِّ , قَالُوا : كَمَا أَنَّ الْمُكْرَهَ عَلَى أَكْلِ الْمَيْتَةِ يُبَاحُ لَهُ أَكْلُهَا إذَا ظَنَّ وُقُوعَ مَا خُوِّفَ بِهِ , وَلَا يُشْتَرَطُ أَنْ يَعْلَمَ ذَلِكَ فَإِنَّهُ لَا يَطَّلِعُ , عَلَى الْغَيْبِ , وَجُمْلَةُ جِهَاتِ الظَّنِّ مُسْتَنَدُهَا الظَّنُّ , وَاَللَّهُ تَعَالَى أَعْلَمُ
Tidak ada komentar:
Write komentar