PERTANYAAN :
Apa hukum memelihara jenggot dan kumis.......
JAWABAN :
وأما إعفاء اللحية: فلا شك بأنه سنة مطلوبه لقوله صلّى الله عليه وسلم : «خالفوا المشركين، أحْفُوا الشوارب، وأوفوا اللِّحى» ، «جُزُّوا الشوارب وأرْخُوا اللحى، خالفوا المجوس» وروت عائشة: «عشر من الفطرة: قص الشارب، وإعفاء اللحية، والسواك...» الحديث، وعن ابن عمر عن النبي صلّى الله عليه وسلم : «أنه أمر بإحفاء الشوارب، وإعفاء اللحية» (2) .ومعنى إحفاء الشوارب: قص ما طال على الشفتين، حتى يبين بياضهما.ومعنى إعفاء اللحية: توفيرها، خلافاً لما كان من عادة الفرس من قص اللحية، فنهى الشرع عن ذلك.وقد حرم المالكية والحنابلة حلقها، واعتبر الحنفية حلقها مكروهاً تحريمياً، والمسنون في اللحية هو القبضة، وأما الأخذ منها دون ذلك أو أخذها كلها فلا يجوز (3) . وقال الشافعية بكراهية حلقها، فقد ذكر النووي أن العلماء ذكروا عشر خصال مكروهة في اللحية، بعضها أشد من بعض، منها حلقها إلا إذا نبت للمرأة لحية، فيستحب لها حلقها (4) .
Sedang hukum membiarkan jenggot maka tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya adalah sunah yang dianjurkan berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW :“Bedailah orang-orang musyrik, Cukurlah kumis kalian dan biarkanlah jenggot kalian”. “Cukurlah kumis kalian dan biarkanlah jenggot kalian, maka kalian akan menyelisihi orang-orang majusi”. Dan ‘Aisyah meriwayatkan, bersabda Rasulullah saw. “Sepuluh yang termasuk fitrah : Mencukur kumis, membiarkan janggut, menggosok gigi, berkumur, memotong kuku, membersihkan kotoran di badan, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan dan bercebok”.
Dari Ibn Amr dari Nabi SAW “Sesungguhnya Nabi memerintahkan menyamarkan kumis dan membiarkan jenggot”. Arti menyamarkan kumis adalah memotong rambut kumis yang memanjang dari kedua bibir hingga terlihat warna putih dari kedua bibirnya, sedang arti membiarkan jenggot adalah menyempurnakannya/tidak menguranginya, berbeda dengan kebiasaan orang-orang persia yang mencukur jenggot mereka, maka syara’ melarangnya.
PERNYATAAN PARA ULAMA TENTANG HUKUM MENCUKUR JENGGOT DARI DALIL-DALIL HADITS DIATAS
Kalangan Malikiyyah dan Hanabilah memilih hukum haram mencukur jenggot bagi pria, sedang kalangan Hanafiyyah menghukuminya makruh tahrim, yang disunahkan dalam jenggot menurut mereka tersisa segenggam tangan, sedang mengambil lebih sedikit dari ukuran tersebut atau menghilangkannya sama sekali maka tidak diperbolehkan.
Kalangan Syafi’iyyah lebih cenderung memilih hukum makruh mencukur jenggot, Imam an-Nawawy bahkan menuturkan bahwa terdapat sepuluh hal yang oleh para ulama dipandang makruh dalam hal jenggot diantaranya adalah mencukur jenggot kecuali bagi wanita yang tumbuh jenggotnya maka dianjurkan baginya untuk mencukurnya. [ al-Fiqh al-Islaam IV/208 ]. Wallaahu A'lamu Bis showaab.
Mencukur jenggot hukumnya haram menurut imam yg empat (hanafi, maliki, hambali, syafi'i) kecuali yg mu'tamad dari madzhab syafi'i hukumnya makruh :
Yang menghukumi makruh dari madzhab syafi'i :
1. Nawawi
2. Rofi'i3. Romli
4. Zakariya Al-Anshori
5. Ghazali
6. Al-Akiti
Yang menghukumi haram dari madzhab syafi'i :
1. Al-Quffal2. al-Halimi
3. Al-Adzro'i
4. Ibnu Ar-Rifa'ah
5. Al-Ashkhar
Tidak ada komentar:
Write komentar