PERTANYAAN :
bagaimana hukum naik haji lewat undian....?
JAWABAN :
Coba dilihat model undian nya dulu... kalau undiannya boleh, maka untuk apapun hasil undiannya boleh digunakan.. Bagaimana pula dengan hukum mengikuti undian kuis seperti seperti dengan mengirim jawaban pada kartu pos atau mengirim bungkus kosong barang yang pemenangnya hanya diundi dan untung-untungan? Bagaimana hadiahnya dengan pemenangnya, halal atau tidak?
Hukumnya boleh, sebab semua orang yang mengikuti undian tersebut tidak mengeluarkan uang taruhan sebagaimana yang disebutkan dalam kitab fiqih sebagai qimar/judi. Hadiahnya halal, karena hanya sebagai bonus dari barang yang telah dibelinya atau sebagai hadiah dari yang mengadakan kuis.
Dasar pengambilan Ahkamul Fuqoha Juz 3 halaman 16-17:
وَأمَّا مَسْئَلَةُ هـ (مَسْأَلَةُ القَرْعَةِ) فَحُكْمُهَا عَلَىالتَّفْضِيْلِ الآتِى: أ. إذَا كَانَتِ القَرْعَةُ مُعْتَدَةً عَلَى غَنَمٍ اَوْ غَرَمٍ فَحُكْمُهَا حَرَامٌ لأَنَّهَا مِنْ القِمَار. ب. إِذَا كَانَتِ القَرْعَةُ غَيْرَ مُعْتَمِدَةٍ عَلَى غَنَمٍ أَوْ غَرَمٍ لَكِنْ تَتَضَمَّنُ عَلَى هَدِيَّةٍ غَيْرِ مُعَيَّنَةٍ كَمَا جَرَى بَيْنَنَا مِنْ أنَّ المُشُتَرِى يَشْتَرِى شَيْئًا بِثَمَنِ المِثْلِ ثُمَّ هُوَ يَتَسَلَّمُ وَرَقَةً مَعْدُودَةً فِيْهَا هَدِيَّةٌ غَيْرُ مُعَيَّنَةٍ بَلْ عَلَى حَسَبِ القَرْعَةِ أوْ مَا جَرَى مِنْ بَيْنِنَا مِنْ أَنَّ مَنْ يُسَاعِدُ لِبِنَاءِ البُنْيَانِ لِجِهَّةِ الخَيْرِ كَبِنَاءِ المَدْرَسَةِ اَو الرِّبَاطٍ لِلْمَعْهَدِ الدِّيَنِي اَو المَسْجِدِ اَو غَيْرِهَا يَتَسَلَّمُ الوَرَقَةَ المَذْكُورَةَ, ثُمَّ بَعْدَ القَرْعَةِ فَمَنْ وَافَقَتْ وَرَقَتُهُ إلَى بَعْضِ الهَدَايَا المُهَيَّئَةِ فَهُوَ الَّذِى يَسْتَحِقُّ أنْ يَتَسَلَّمَ الهَدِيَّةَ فَلَيْسَتْ تِلْكَ القَرْعَةُ حَرَامًا لأَنَّهَا لَيْسَتْ مِنَ القِمَارِ بِشَرْطِ أنْ تَكُونَ الهَدَايضا المُهَيَّئَةُ غَيْرَ مَأْخُوذَةٍ مِنْ بَعْضِ المُسَعَادَاتِ.
“Adapun masalah Ha’ (masalah undian) maka hukumnya adalah menurut perincian mendatang:
(1) Apabila undian itu didasarkan pada untung rugi, maka hukumnya adalah haram, karena undian tersebut termasuk qimar (judi);
(2) Apabila undian itu tidak didasarkan pada untung atau rugi, tetapi menjamin hadiah yang tidak ditentukan seperti yang berlaku diantara kita sekarang ini, yaitu bahwa pembeli yang membeli sesuatu dengan harga yang sepadan, kemudian dia menerima surat undian yang telah dijanjikan yang didalam surat itu tertulis hadiah yang tidak ditentukan, tetapi hanya menurut hasil undiannya. Atau apa yang berlaku diantara kita, misalnya orang yang memberikan sokongan untuk membangun sebuah bangunan-bangunan untuk kebaikan, seperti bangunan madrasah, atau pondok pesantren atau masjid atau lainnya, orang tersebut menerima surat undian seperti tersebut. Kemudian setelah diundi, maka siapa saja yang surat undiannya cocok dengan sebagian dari hadiah-hadiah yang telah ditentukan, maka dialah yang berhak menerima hadiah. Undian seperti ini tidaklah haram, karena tidak termasuk qimar (judi). Hadiah yang disediakan tersebut disyaratkan tidak diambilkan dari sebagian uang sokongan”.
Bahtsul Masaail PP Nurul Hudaa/1997
Tidak ada komentar:
Write komentar