PERTANYAAN :
Assalamu 'alaikum. 1. Hukum khitan itu bagaimana ? 2. Terus kalau sesudah dikhitan tapi kembali pulih seperti belum dikhitan, apakah harus dikhitan lagi ? Terimakasih.
JAWABAN :
Wa'alaikum salam. Jawaban No.1 :
Dlm kitab murokaz fatawi
ﻓﻘﺪ ﺳﺒﻖ ﺃﻥ ﺫﻛﺮﻧﺎ ﺃﻥ ﺣﻜﻢ ﺍﻟﺨﺘﺎﻥ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻭﺍﺟﺐ ﻓﻲ ﺣﻖ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺀ، ﻓﻴﻤﻜﻨﻚ ﺃﻥ ﺗﺮﺍﺟﻊ ﺍﻟﻔﺘﻮﻯ ﺭﻗﻢ: 4487.
ﻭﺇﺫﺍ ﻟﻢ ﺗﺨﺘﻦ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻓﻲ ﺻﻐﺮﻫﺎ ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻋﻨﺪﻫﻢ ﺍﻻﺧﺘﺘﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺒﺮ، ﻓﻔﻲ ﺗﺤﻔﺔ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ -ﻭﻫﻮ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ:- ﻗﺎﻝ ﺍﻷﺻﺤﺎﺏ: ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﺠﺐ ﺍﻟﺨﺘﺎﻥ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺒﻠﻮﻍ، ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺨﺘﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺒﻊ ﻣﻦ ﻭﻻﺩﺗﻪ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺿﻌﻴﻔﺎً ﻻ ﻳﺤﺘﻤﻠﻪ ﻓﻴﺆﺧﺮ ﺣﺘﻰ ﻳﺤﺘﻤﻠﻪ. ﺍﻧﺘﻬﻰ. ﻭﺍﻟﺮﺍﺟﺢ ﺃﻥ ﺍﻟﺨﺘﺎﻥ ﺳﻨﺔ ﻓﻲ ﺣﻖ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﻭﻟﻴﺲ ﺑﻮﺍﺟﺐ، ﻛﻤﺎ ﺑﻴﻨﺎ ﺍﻟﻔﺘﻮﻯ ﺭﻗﻢ: 68002
Menurut ulama safi'iyah Khitan itu hukumnya wajib bagi laki2 dan perempuan, dan ketika perempuan yang belum di khitan pada masa kecilnya maka wajib pula ktika dewasa dikhitan.
Dlm Kitab Tuhfatul Habib fikih syafi'i, QOLA ASHAB: wajib khitan setelah balig, dan disunahkan khitan ketika berumur 7 hari dari kelahiran kalo itu tidak membahayak an kalo tidak memungkink an maka bisa diakhirkan . MENURUT QOUL ROJIH/ BISA Di buat pegangan: "KHITAN ITU SUNAH BAGI WANITA DAN TIDAK WAJIB"
ووجب ختان للمرأة والرجل حيث لم يولدا مختونين
dan wajib berkhitan bagi perempuan dan laki2 jk waktu dilahirkan blm keadaan terkhitan. (Ianatut tholibin juz 4 hal 173)
وفي الأنثى بقطع جزء يطلق عليه اسم الختان من اللحمة الموجودة بأعلى الفرج فوق ثقبة البول تشبه عرف الديك وتسمى البظر
Dan khitan bagi wanita yaitu memotong sebagian dari daging yang berada paling atas farji,tepa tnya diatas lobang keluarnya air kencing yang mana daging tadi mirip cengger ayam, dan daging tersebut dinamakan bidzir. (Nihayatuz zain hal 358)
========
Diantara tujuannya adalah tambah kelezatan ketika menjimak
حاشية إعانة الطالبين - (ج 4 / ص 198)
قوله: والمرأة الخ) أي والواجب في ختان المرأة قطع جزء يقع عليه اسم الختان وتقليله أفضل لخبر أبي داود وغيره أنه (ص) قال للخاتنة: أشمي ولا تنهكي فإنه أحظى للمرأة وأحب للبعل أي لزيادته في لذة الجماع، وفي رواية: أسرى للوجه أي أكثر لمائه ودمه
Diantara salah satunya hikmah khitan bagi perempuan ialah: menambah kecantikan pada wajahnya, akan memperbaik i budi pekertinya perempuan, menstabilk an syahwat, memberikan rasa ladid pada suami ketika bersenggem a, dan masih banyak lagi.
Makanya wanita2 kafiroh mereka kebanyakan tidak bisa menahan syahwatnya hal itu di sebabkan tempat khitannya tidak di potong.
ﻓﻘﺪ ﺳﺒﻖ ﺃﻥ ﺫﻛﺮﻧﺎ ﺃﻥ ﺣﻜﻢ ﺍﻟﺨﺘﺎﻥ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻭﺍﺟﺐ ﻓﻲ ﺣﻖ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺀ، ﻓﻴﻤﻜﻨﻚ ﺃﻥ ﺗﺮﺍﺟﻊ ﺍﻟﻔﺘﻮﻯ ﺭﻗﻢ: 4487.
ﻭﺇﺫﺍ ﻟﻢ ﺗﺨﺘﻦ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻓﻲ ﺻﻐﺮﻫﺎ ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻋﻨﺪﻫﻢ ﺍﻻﺧﺘﺘﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺒﺮ، ﻓﻔﻲ ﺗﺤﻔﺔ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ -ﻭﻫﻮ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ:- ﻗﺎﻝ ﺍﻷﺻﺤﺎﺏ: ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﺠﺐ ﺍﻟﺨﺘﺎﻥ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺒﻠﻮﻍ، ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺨﺘﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺒﻊ ﻣﻦ ﻭﻻﺩﺗﻪ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺿﻌﻴﻔﺎً ﻻ ﻳﺤﺘﻤﻠﻪ ﻓﻴﺆﺧﺮ ﺣﺘﻰ ﻳﺤﺘﻤﻠﻪ. ﺍﻧﺘﻬﻰ. ﻭﺍﻟﺮﺍﺟﺢ ﺃﻥ ﺍﻟﺨﺘﺎﻥ ﺳﻨﺔ ﻓﻲ ﺣﻖ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﻭﻟﻴﺲ ﺑﻮﺍﺟﺐ، ﻛﻤﺎ ﺑﻴﻨﺎ ﺍﻟﻔﺘﻮﻯ ﺭﻗﻢ: 68002
Menurut ulama safi'iyah Khitan itu hukumnya wajib bagi laki2 dan perempuan,
Dlm Kitab Tuhfatul Habib fikih syafi'i, QOLA ASHAB: wajib khitan setelah balig, dan disunahkan
ووجب ختان للمرأة والرجل حيث لم يولدا مختونين
dan wajib berkhitan bagi perempuan dan laki2 jk waktu dilahirkan
وفي الأنثى بقطع جزء يطلق عليه اسم الختان من اللحمة الموجودة بأعلى الفرج فوق ثقبة البول تشبه عرف الديك وتسمى البظر
Dan khitan bagi wanita yaitu memotong sebagian dari daging yang berada paling atas farji,tepa
========
Diantara tujuannya adalah tambah kelezatan ketika menjimak
حاشية إعانة الطالبين - (ج 4 / ص 198)
قوله: والمرأة الخ) أي والواجب في ختان المرأة قطع جزء يقع عليه اسم الختان وتقليله أفضل لخبر أبي داود وغيره أنه (ص) قال للخاتنة: أشمي ولا تنهكي فإنه أحظى للمرأة وأحب للبعل أي لزيادته في لذة الجماع، وفي رواية: أسرى للوجه أي أكثر لمائه ودمه
Diantara salah satunya hikmah khitan bagi perempuan ialah: menambah kecantikan
Makanya wanita2 kafiroh mereka kebanyakan
Jawaban No.2 :
kalau sesudah dikhitan tapi kembali pulih seperti belum dikhitan, maka tidak wajib dikhitan lagi. Ta'bir dari kitab Hasyiyah Asysyibramalisi 'ala nihayatil muhtaj 8/39.
- Ta'bir Nihayatl Muhtaj :
وَ فِي ( الرَّجُلِ بِقَطْعِ ) جَمِيعِ ( مَا يُغَطِّي حَشَفَتَهُ ) حَتَّى تَنْكَشِفَ كُلُّهَا
Khitan untuk laki-laki dengan memotong semua kulit yang menutupi hasyafah (kepala / pucuk zakar), sehingga terbuka semua.
قَوْلُهُ : مَا يُغَطِّي حَشَفَتَهُ ) وَيَنْبَغِي أَنَّهَا إذَا نَبَتَتْ بَعْدَ ذَلِكَ لَا تَجِبُ إزَالَتُهَا لِحُصُولِ الْغَرَضِ بِمَا فَعَلَ أَوَّلًا
Ucapan mushonnif ' kulit yang menutupi hasyafah ' : seyogyanya jika kulit tersebut tumbuh kembali setelah dipotong maka tidak wajib menghilangkan kulit tersebut, karena sudah terpenuhi maksud dari khitan dengan apa yang dilakukan sebelumnya. Wallaahu A'lam.
Tidak ada komentar:
Write komentar