BERSETUBUH SAAT ISTIHADZOH

 

PERTANYAAN :
bolehkah seorang suami menjimak istrinya yang lagi istihadhah.?
JAWABAN :

عِبَارَةُ الْمَجْمُوعِ يَجُوزُ عِنْدَنَا وَطْءُ الْمُسْتَحَاضَةِ في الزَّمَنِ الْمَحْكُومِ بِأَنَّهُ طُهْرٌ وَإِنْ كان الدَّمُ جَارِيًا وَهَذَا لَا خِلَافَ فيه عِنْدَنَا وَنَقَلَهُ جَمْعٌ عن أَكْثَرِ الْعُلَمَاءِ انْتَهَتْ
Redaksi dalam kitab al-Majmuu’ “Boleh menurut kami (syafi’iyyah) menggauli istri dalam kondisi sedang istihadhah dalam masa yang ia dihukumi keadaan suci meskipun darahnya sedang mengalir, yang demikian tidak ada perbedaan pendapat diantara kami (syafi’iyyah) dan bhkan segolongan ulama menyatakan keterangan tersebut sesuai mayoritas ulama”. [ Al-Fataawa al-Fiqhiyyah al-Kubra I/20 ].
ويجوز وطء المستحاضة في الزمن المحكوم عليه بأنه طهر ولا كراهة في ذلك وإن كان الدم جاريا

Boleh menggauli istri dalam kondisi sedang istihadhah dalam masa yang ia dihukumi keadaan suci dan yang demikian tidaklah makruh meskipun darahnya sedang mengalir. [ Mughni al-Muhtaaj I/112 ]. Wallaahu A'lamu Bis Showaab.

Tidak ada komentar:
Write komentar