PERTANYAAN :
pada saat memandikan jenazah disunnahkan dicampuri daun pohon bidara/ widara (jw) / bukol (mdr) .. mohon penjelasannya, kenapa yg disebutkan pohon bidara ? apa ada khasiat tersendiri ?
JAWABAN :
Dalam Kitab Al Majmu' 5/169
والمستحب أن تكون الغسلة الاولي بالماء والسدر لما روى ابن عباس ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال في المحرم الذى خر من بعيره " اغسلوه بماء وسدر " ولان السدر ينظف الجسم
WAL MUSTAHABBU AN TAKUUNA AL GHASLATUL UULAA BIL MAA`I WASSIDRI LIMAA RAWAA IBNU 'ABBAASIN ANNA RASUULALLAAHI SHALLALLAAHU 'ALAIHI WASALLAM QAALA FIL MUHRIMI ALLADZII KHARRA MIN BA'IIRIHII : "IGHSILUUHU BI MAA`IN WA SIDRIN", WA LI ANNASSIDRA YUNAZHZHIFU AL JISMA
Sunnahnya basuhan pertama dengan air dan daun bidara, karena hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda untuk laki-laki yang sedang ihram yang jatuh tersungkur dari ontanya: "Basuhlah dia dengan air dan daun bidara". Dan karena sesungguhnya daun bidara itu membersihkan badan.
وسحيق ورقه يلحم الجروح ذرورا ويقلع الاوساخ وينقي البشرة وينعمها
Disunnahkan juga pake kafur barus (karbun, madura) biar wangi dan harum.
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ الْأَنْصَارِيَّةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ دَخَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ تُوُفِّيَتْ ابْنَتُهُ فَقَالَ اغْسِلْنَهَا ثَلَاثًا أَوْ خَمْسًا أَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَاجْعَلْنَ فِي الْآخِرَةِ كَافُورًا أَوْ شَيْئًا مِنْ كَافُورٍ فَإِذَا فَرَغْتُنَّ فَآذِنَّنِي فَلَمَّا فَرَغْنَا آذَنَّاهُ فَأَعْطَانَا حِقْوَهُ فَقَالَ أَشْعِرْنَهَا إِيَّاهُ تَعْنِي إِزَارَهُ
Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Abdullah berkata, telah menceritakan kepada saya Malik dari Ayyub As-Sakhtiyaniy dari Muhammad bin Sirin dari Ummu 'Athiyyah seorang wanita Anshar radliallahu 'anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemui kami saat kematian puteri kami, lalu bersabda: "Mandikanlah dengan mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kafur barus (wewangian) atau yang sejenis. Dan bila kalian telah selesai beritahu aku". Ketika kami telah selesai kami memberi tahu Beliau. Maka kemudian Beliau memberikan kain Beliau kepada kami seraya berkata: "Pakaikanlah ini kepadanya". Maksudnya pakaian Beliau". (HR. BUKHARI HADITS NO - 1175).
الحاوى الكبير ـ الماوردى (3/ 21)
وَيُلْقِيهِ عَلَى جَنْبِهِ الْأَيْسَرِ وَيَغْسِلُ الْأَيْمَنَ وَيَبْدَأُ بِصَفْحَةِ عُنُقِهِ الْيُمْنَى وَيَدِهِ وَشِقِّ صَدْرِهِ وَجَنْبِهِ وَفَخِذِهِ وَسَاقِهِ ، وَيَغْسِلُ مَا تَحْتَ قَدَمِهِ ، ثُمَّ يُلْقِيهِ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْمَنِ وَيَغْسِلُ شِقَّهُ الْأَيْسَرَ عَلَى مَا وَصَفْتُ ، وَيَغْسِلُ مَا بَيْنَ إِلْيَتَيْهِ حَتَّى يَأْتِيَ عَلَى جَمِيعِ جَسَدِهِ ، وَمَا كَانَ يَغْسِلُهُ حَيًّا فِي جَنَابَتِهِ ، وَكُلُّ ذَلِكَ بِمَاءِ السِّدْرِ ، وَهُوَ أَحَبُّ إِلَيْنَا مِنَ الْخِطْمِيِّ ، لِأَنَّهُ أَمْسَكُ لِلْبَدَنِ وَأَقْوَى لِلْجَسَدِ
fokus :
وَكُلُّ ذَلِكَ بِمَاءِ السِّدْرِ ، وَهُوَ أَحَبُّ إِلَيْنَا مِنَ الْخِطْمِيِّ ، لِأَنَّهُ أَمْسَكُ لِلْبَدَنِ وَأَقْوَى لِلْجَسَدِ
Dan kesemua itu pakai daun widara,dan widara itu lebih aku suka dari pada daun khitmi,karena daun widara itu lebih menjaga pada badan dan memperkuat jasad. Wallaahu A'lam.
Tidak ada komentar:
Write komentar