Video MotoGP 2018 - Assen Belanda

 

FonePaw.Video.Converter.Ultimate.v1.4.0.rar


Description:
FonePaw Video Converter Ultimate v1.4.0 – Full, On account of strong support with NVIDIA CUDA, AMD®, etc. technologies, FonePaw Video Converter Ultimate can decode and encode videos on a CUDA-enabled graphics card, which leads to your fast and high quality HD and SD video conversion. Besides, apart from videos files, audio and DVD files are also in the list of “Able-To-Be-Converted”, which means this power video conversion solution is capable of converting video, audio and DVD files efficiently and stability.
Features:
  • High-speed Video Conversion: Equipped with NVIDIA’s CUDA and AMD APP acceleration technology, Video Converter Ultimate enables you to experience 30X faster conversion speed and it supports multi-core processor completely.
  • Convert Various Video/Audio Formats: Equipped with advanced HD video conversion technology, it can easily convert videos or audios into different formats, such as MKV, AVI, WMV, MP4, FLV and MP3, WAV, M4A, WMA, etc.
  • Ultimate Homemade DVDs Ripper: Rip and convert homemade DVD to video in MP4, AVI, WMV, 3GP, FLV, and any other formats that you can think of in an easy-handle way.
  • Play Any Video and Audio Handily: With FonePaw Video Converter Ultimate in hand, you can play any videos or audios in its mini but clear box, which is also useful to check the exported video or audio files of your conversion or edit.
  • Download Massive Online Videos: Wherever you want to download videos on PC or Mac, YouTube, Yahoo, Facebook, Dailymotion, Vimeo, Metacafe, Howcast, Vevo or more, Video Converter Ultimate can meet your satisfaction.
  • Creating and Making Personalized Videos: You are entitled to adjust video effects, like brightness, contrast, hue, saturation and output volume, and crop, trim or even add watermark, so that you can make your own personalized videos.
  • Clip or Merge Video and Audio: You can choose to clip any desired fragments of a video or an audio file.In addition, you can merge them together to make your own video or audio.
  • Taking Snapshot: With one click, you can take snapshots of the highlights of a video and save them in a certain file, so that you can make a collection of the essence of a video.


DONOR ASI DAN RODLO'

PERTANYAAN :
donor ASI (air susu ibu ).. caranya ASI di ambil dari ibu dan di masukkan ke botol plastik, kemudian di kasih ke bayi..... Yang jadi pertanyaan cara donor ASI tersebut bisa menjadikan rodho' tidak ?.
JAWABAN :
lihat Hasil Bahtsul Masail PWNU Jatim 1994 di Sidayu Gresik :
Masalah : Ada pendapat yang membolehkan “Bank Air Susu Ibu” dan ada pula pendapat yang tidak membolehkan dengan alasan bahwa ASI yang dianggap benar adalah harus dengan secara langsung menghisap/menyedotnya melalui puting susu seorang ibu, dan bukan dengan cara memasukkan melalui tenggorokan atau yang lainnya setelah susu seorang ibu sudah diperas terlebih dahulu. Pendapat siapakah itu ? dan setujukah bapak dengan pendapat tersebut ?
Jawab : Pendapat yang menyatakan bahwa rodlo’ tidak menyebabkan mahrom jika tidak langsung mencaplok puting susu dan menghisap darinya adalah pendapat Imam Ahmad, Imam Atho’, dam Imam Daud, sedangkan jumhur Ulama’ tetap menyebabkan mahrom dan musyawirin setuju dengan pendapat tersebut
Dasar pengambilan :
المزان الكبرى، ص138، مانصه :
وكذلك اتفقوا على السقوط والوجور يحرم الا فى رواية عن احمد فانه شرط الارضاع من الثدي فاذا صب اللبن فى انفه من اناء او غيره او صب فى حلقه صبا من غير الثدى فكلا الامرين الحكم فيهما حكم الرضاع. وقد اختلفت الرواية فى التحريم عن احمد فاصح الروايتين ان التحريم يثبت بهما كما افاده ابن قدامة. وهو قول الشعبى والثورى واصحاب الرأي وبه قال مالك فى الوجور ولم يقل به فى السعوط.
والرواية الثانية عن احمد لا يثبت بهما التحريم. وهواختيار الى ابى بكر من اصحاب احمد ووداود بن على وقول عطاء الحراسانى فى السحوط لان هذا ليس برضاع. وانما حرم الله تعالى ورسوله بالرضاع ولانه حصل من غير ارتضاع، فاشبه مالو دخل من جرح فى بدنه.
دليلنا ماروى ابن مسعود عن النبى صلى الله عليه وسلم، لارضاع الامانشز العظم وانبت اللحم، رواه ابو داود، ولان هذا به اللبن الى حيث يصل بالارتضاء فيجب ان يساويه فى التحريم. والانف سبيل اذا تقرر هذا فانه يحرم من ذلك مثل الذى يحرم بالرضاع
Keabsyahan hibah/donor maupun jual beli ASI hanya dipandang dari sisi materi ASI saja ('ain al mauhub/al mabi') belum dipandang dari berbagai dampak yang ditimbulkan ketika ASI hasil donor/jual-beli diminumkan kepada bayi. Jika pendonor/penjual dan pembeli/bayinya jelas maka hal itu tidak mengapa, karena sudah bisa dipastikan kejelasan hukum rodho'nya jika telah memenuhi syarat, namun jika pendonor/penjual tidak jelas seperti praktek bank ASI, maka sebagian ulama menghukumi haram memberikan ASI tersebut kepada bayi, karena akan menimbulkan percampuran ASI sehingga muncul keraguan tentang status bayi yang suatu saat akan bisa menjadi jelas.
Ta'bir: Fiqh Islam Juz 7 h. 5085  :
وبعد التأمل فيما جاء في الدراستين ومناقشة كل منهما مناقشة مستفيضة شملت مختلف جوانب الموضوع تبين:
1. ان بنوك الحليب تجربة قامت بها الأمم الغربية ثم ظهرت مع التجربة بعض السلبيات الفنية والعلمية فيها فانكمشت وقل الاهتمام بها.
2. ان الاسلام يعتبر الرضاع لحمة كلمحة النسب يحرم به ما يحرم من النسب باجماع المسلمين. من مقاصد اشريعة الكلية المحافظة علي النسب, وبنوك الحليب مؤدية الى الاختلاط او الريبة.
3. ان العلاقات الاجتماعية في العالم الاسلامي توفر للمولود الخداج أو ناقص الوزن او المحتاج الى اللبن البشري في الحالات الخاصة ما يحتاج اليه من الاسترضاع الطبعي, الامر الذي يغني عن بنوك الحليب.

وبناء على قرار ذلك: اولا, منع انشاء بنوك حليب الامهات في العالم الاسلامي. ثانيا, حرمة الرضاع منها.

MEMERANKAN NABI DAN MALAIKAT DALAM FILM

PERTANYAAN :
Misalkan mau buat drama atau theater tentang nabi Sulaiman, bolehkan sosok nabi Sulaiman diperankan....? 
JAWABAN :
Memerankan Nabi dan Malaikat di dalam Film
Deskripsi Masalah : Pada zaman sekarang banyak cara yang dilakukan oleh orang-orang untuk menghasilkan uang, termasuk diantaranya menjadi seorang artis. Dengan hanya bermodalkan tampang, apabila sukses seorang artis akan mendapatkan milyaran rupiah dengan mudah. Tapi konsekuensi yang harus mereka terima adalah menerima apa saja peran yang diberikan sutradara, seperti berperan sebagai perempuan, nabi dan malaikat. Tidak hanya para artis yang mendapatkan untung yang besar, tapi para produsen film juga akan untung besar apabila hak siar dibeli tinggi oleh pihak stasiun TV.
Pertanyaan : Bagaimana menurut literatur fiqh tentang orang yang berperan sebagai malaikat, nabi dan lain-lain dalam film?
Jawaban : Haram menurut ulama' kontemporer sebab dua alasan:
1. Istihza' (pencemoohan)
2.Takdzib (pembohongan)
يسألونك في الدين، ج: 5 ص: 172
أصدر العلماء أكثر من فتوى بحرمة تصويرات الأنبياء والرسل وذلك حفظا لمكانتهم وصونا لكرامتهم سدا للباب الذي إذا انفتح كان وسيلة لسوء الاستعمال وقبح الاستغلال – إلى أن قال – من يفعل ذلك يمون اثما ومذنبا ويعاقبه الله تعالى عن ذلك وهنا عمل لا يليق صدوره من مسلم.
الحلال والحرام فى الاسلام تأليف الدكتور يوسف القرضاوي ص: 132

أما تصوير اللوحات والتصوير الفوتوغرافى فقد قدمنا أن الأقرب إلى روح الشريعة فيهما هو الإباحة – أو على الأكثر الكراهة – وهذا ما لم يشتمل موضوع الصورة نفسها على محرم فى الإسلام كإبراز موضع الفتنة من الأنثى وتصوير رجل يقبل امراة ونحوها. ومثل ذلك الصور التى تعظم وتقدس كصور الملائكة والأنبياء ونحوها .

FIQIH OLAH RAGA

Mukaddimah
Sungguh olah raga telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sisi lain insan dunia. Berbagai macam cabang olah raga yang digelar selalu saja banyak peminat dan penggila lebih-lebih cabang paling spektakuler sepak bola. Sehingga tak begitu mengherankan kalau cabang yang satu ini begitu memiliki daya tarik tersendiri, sampai-sampai mereka para gibol rela meluangkan waktu dan menghabiskan banyak uang hanya demi sebuah kepuasan dan kegilaan dalam mendukung team kebanggaannya. Padahal tak jarang pula mereka harus berurusan dengan pihak yang berwajib akibat tawuran antar suporter atau merusak stadion hanya karena teamnya kalah. Sementara itu, media massa sebagai perekat komunitas pun ikut andil besar dalam menjelajah gagap gempitanya berita dunia olah raga ini, hari demi hari selalu saja ada berita yang menarik disimak, mulai dari pemain asing yang berimigran gelap, pemain melakukan doping sampai kehidupan pribadi para pemain idolapun tak luput dari sorotan para kuli disket tersebut. Memang tampaknya dunia ini serasa sepi tanpa adanya olahraga. Namun sebenarnya bagaimana toh hukum olahraga ? Berikut ini adalah ulasan pernak-pernik olah raga dilihat dari sisi hukum fiqh. [ Postingan : Mbah Cemeng ].
KLASIFIKASI JENIS PERMAINAN DAN OLAHRAGA
Dari sekian macam cabang permainan dan olah raga yang ada, dapat dibagi menjadi dua:
1. Sarana / alat untuk berperang seperti: pacuan kuda, unta, gajah (musabaqoh) dan memanah, menembak (munadlolah) dll. Hukum mengikutinya sunat baik ada janji iwadl atau tidak.
2. Bukan sebagai sarana/alat untuk berperang seperti. Yang kedua ini dapat dikelompokkan menjadi 4 :
a.Permainan yang membahayakan seperti tinju, panjat tebing, gulat, akrobat (sircus), terjun payung, pencak silat, tinju, matador dan sebagainya. Hukum mengikuti permainan ini boleh selama ada penyangkaan kuat akan keselamatan sang pemain dan tidak ada perjanjian iwadl.
b.Permainan yang mengandalkan kepandaian otak seperti catur. Permainan ini boleh selama tidak menjadikan lalai meninggalkan sholat dan tanpa ada iwadl.
c.Permainan yang mengandalkan keberuntungan semata seperti dadu, domino, remi, yang hukum mengikutinya mutlaq haram.
d.Permainan yang menggunakan hewan. Dan permainan ini mungkin terjadi :
> Menyakitkan hewan seperti: adu domba, kerapan sapi (sesuai kabar yang diterima), sambung ayam dll. Hukum permainan haram mutlaq.
> Tidak menyakitkan hewan seperti adu burung (manggung)i dll. Permainan ini boleh bila tanpa iwadl.
A. HUKUM GULAT, TINJU DAN FOOT BALL.
Olahraga gulat diperbolehkan selama tidak ada iwadl dalam perjanjian akad, kecuali bila mengikuti ulama’ yang mengatakan boleh mengeluarkan iwadl dengan bertendensi dari lahiriyah hadits kisah Rasulallah yang melakukan gulat dengan Rukanah yang menjanjikan iwadl. Adapun tinju yang notabene-nya membahayakan seperti memukul kepala, juga diperbolehkan selama ada penyangkaan kuat akan keselamatan seperti pemain memakai helm pengaman, tidak menimbulkan permusuhan dan tidak ada perjanjian iwadl.
selanjutnya cabang yang paling banyak menyedot perhatian insan dunia; sepak bola. Sepak bola seperti keterangan diatas adalah terkategori olahraga yang bukan sarana perang dan hukumnya diperbolehkan selama tidak ada ‘iwad. Lalu bagaimana dengan menontonnya? Jika pemain dapat menutup aurat, maka tanpa memandang penontonnya apakah sejenis atau tidak hukumnya diperbolehkan. Dasar diperbolehkan menonton pemain yang tidak sejenis adalah kisah sayyidah Aisyah ra. yang pernah menonton permainan perang-perangan (hirobah) yang dilakukan oleh shahabat laki-laki, beliau bukan melihat aurat tapi gerak permainan.
B. ATLET WANITA
Olahraga yang menjadi sarana perang sangat dianjurkan bagi laki-laki sebagai sang ahli jihad. Namun bagi kaum hawa yang terang bukan ahli jihad tentu hukumnya berbeda. Jika mereka melakukan musabaqoh atau munadlolah atas dasar perjanjian ‘iwadl, maka ulama’ khilaf; sebagian mengatakan haram dan sebagian lain mengatakan makruh, dan bila tanpa ‘iwadl hukumnya hanya makruh. Semua itu dengan catatan tidak terdapat unsur tujuan tasyabbuh dengan laki-laki. Menilik alasan bahwa wanita bukan ahli jihad maka semua permainan atau olahraga selain sarana perang juga diperbolehkan bagi mereka selama tidak ada iwadl dan tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum diatas.
Lalu bagaimana bila olahraga yang diikuti kaum hawa adalah sepakbola, tinju, angkat besi, binaraga dan gulat? Olahraga yang penulis sebutkan adalah jenis olahraga yang identik dengan kekasaran yang menjadi ciri khas laki-laki pun pula sangat bertentangan dengan karekter wanita yang lembut penuh perasaan. Untuk itu olahraga tersebut tidak boleh dilakukan oleh wanita karena alasan tasyabbuh. Kecuali keadaan berubah seperti yang terjadi dinegara-negara kiblat sepak bola benua Eropa. Hukum diatas lepas dari mungkarat yang hampir pasti wujud disetiap pertandingan-pertandingan.
C. KONSEKWENSI BEROLAHRAGA
Setiap sebab pastilah akan menimbulkan akibat (musabbab), baik akibat tersebut menjadi tujuan atau tidak. Dalam permainan gulat dan tinju misalnya, hal-hal yang tidak diinginkan sangat mungkin terjadi, seperti retak tulang dan nyawa melayang. Dan dalam hal ini tentu cedera atau kematian tersebut biasanya dilakukan oleh lawan main. Oleh karenanya, fiqh secara tegas menuntut tanggung jawab dari pemain lawan tersebut dengan harus membayar diyat atau qishos sesuai dengan unsur sengaja atau tidaknya (khotho’), lantaran antar pemain tidak memberi izin secara lisan kepada lawannya akan adanya akibat buruk yang akan menimpa. Sedangkan melakukan tackling untuk mengambil bola yang dikuasai lawan yang lazim ada dalam permainan sepak bola hukumnya adalah haram apabila ada unsur sengaja. Lalu akibat dari tackling tersebut hukumnya sama dengan akibat dalam gulat yakni tanggung jawab qishos atau membayar diyat.
D. RITUAL MENDATANGI DUKUN ATAU MAKAM KERAMAT.
Untuk menambah kepercayaan diri dalam bertanding, mendapatkan kekuatan supranatural yang menjadikan tambah kuat dan mendapat berkah atau sekedar mohon do’a restu adalah sebagian dari sekian tujuan seorang pemain/atlet yang akan melakoni pertandingan atau pertarungan. Mereka begitu bersemangat pergi ke tempat orang-orang linuweh, paranormal atau makam-makam yang dianggap keramat. Lalu haramkah semua ini ???
Seseorang yang memohon kepada Allah dengan menjadikan seorang yang sholih atau amal sholih sebagai tawassul hukumnya sunat dan dianjurkan. Dan apabila memohon kepada seseorang baik yang sudah mati atau belum namun dia tetap mengi’tikadkan bahwa Allahlah yang dapat memberi manfaat atau madlarat, maka permohonan semacam ini tidaklah diharamkan meskipun tidak baik. Ketentuan ini sama halnya ketika kita minta “ilmu kekebalan tubuh” sama mbah yai. Bahkan jika sekedar “ngalap barokah” kepada para waliyullah malah sangat dianjurkan. Sedangkan apabila dia beri’tikad bahwa orang tersebut bisa memberi manfaat atau madlarat, secara tegas hukumnya haram dan orang tersebut kufur. Tafsil ini pun juga berlaku untuk kebiasaan atlet diatas, karena kita tidak bisa mengklaim yang dilakukannya adalah haram dengan tanpa memandang sisi tujuan.
E. KEDUDUKAN WASIT DAN HAKIM GARIS
Dalam pertandingan sepak bola atau tinju yang resmi wasit adalah sebuah keharusan. Wasitlah yang akan memimpin jalannya pertandingan sebagai sang pengadil lapangan.
Wasit dalam kaca mata fiqh bisa berstatus muhakkam apabila diangkat secara lisan oleh kedua belah pihak yang akan bertanding. Dan jika tidak diangkat oleh kedua pihak seperti ketika pertandingan diatur dan dijadwal oleh panitia atau organisasi yang mengurusi olahraga maka wasit hanya berstatus sebagai rais atau mudir yang diberi hak mengatur semua yang ada dalam lika-liku pertandingan, mulai dari memberi peringatan sampai menentukan sah dan tidaknya gol. Sedangkan status hakim garis adalah sebagai syahid.
B. ANGGARAN NEGARA UNTUK OLAHRAGA
Setiap tahun pemerintah pusat maupun daerah telah menetapkan anggaran khusus untuk cabang olahraga. PSSI misalnya sebagai induk cabang sepakbola Nasional setiap tahunnya harus mengeluarkan kocek -selain subsidi dari sponsor utama- untuk club-club peserta ligina, pembinaan team PSSI junior, membantu klub juara liga ketika mengikuti piala champion dll. Sementara pemerintah derah pun juga harus memberikan dana milyaran untuk menyokong club atau cabang olahraga di daerah.
Sebenarnya bolehkah menggunakan uang negara untuk urusan yang kadang banyak terjadi kemungkaran-kemungkaran? Jawabnya tentu; jika ada maslahah maka boleh dan jika tidak ada maslahah tentu tidak boleh. Dan kami menganggap penggunaan uang negara tersebut hukumnya haram karena tidak adanya maslahah apalagi jika banyak terjadi kemungkaran.
E. MENGGELAR EVENT OLAHRAGA
Diakui atau tidak, olahraga adalah hiburan masyarakat yang bisa menghilangkan segala kepenatan aktifitas sehari-hari agar tidak cepat stres. Perhelatan akbar dari berbagai cabang olahraga yang diadakan oleh pemerintah diakui sangat menghibur mereka para maniak olahraga, meskipun pemerintah sendiri kadang harus menanggung kerugian lantaran pemasukan tidak sepadan dengan pengeluaran.
Entah atas dasar apa pergelaran tersebut, yang jelas dari semua macam event olahraga baik berskala nasional seperti Liga Indonesia maupun internasinal seperti piala Tiger semua masuk dalam satu lintas hukum yaitu: jika cabang olahraga yang diadakan mengarah pada persiapan jihad maka mengeluarkan uang negara diperbolehkan, dan bila tidak begitu maka boleh selama ada maslahah serta dalam setiap pertandiangan tidak terdapat kemungkaran-kemungkaran. Kalaupun toh ada maslahah, pemerintahpun tetap harus memperhatikan dan lebih mengutamakan maslahah yang lebih penting dan krusial seperti membangun jalan-jalan yang rusak, penanganan tuna wisma dan orang gila dll,
F. SANGSI KEPADA CLUB
Sudah menjadi aturan tertulis dalam organisasi olahraga baik cabang sepak bola atau basket, apabila diantara pemain atau suporter pendukung ada yang melakukan kesalahan seperti mencederai lawan, melakukan doping atau jika superter, mereka turun mengganggu jalannya pertandingan, maka berhak mendapat sangsi yang telah ditentukan oleh induk cabang olahraga tersebut. Bahkan kadang club yang dibela pemain atau yang didukung suporter yang juga harus menanggungnya.
Dalam Fiqh Islam tidak dikenal hukum “kesalahan seorang tapi sangsi dibebankan kepada orang lain”. Suporter -seperti Juventini, Bonek Mania dll.- bukanlah termasuk komponen club, oleh karena itu ketika suporter melakukan kesalahan yang sampai harus mendapat sangsi seperti harus membayar segala kerugian atau harus melakoni pertandingan usiran yang ditanggung club, maka sangsi tersebut tidak benar. Kemudian apabila club harus didenda akibat kesalahan pemainnya, maka baik pemain atau pelatih berstatus ajir (sewa) atau tidak hukumnya sama dengan suporter diatas.
G. STATUS PIALA DAN SABUK JUARA.
Piala bergilir dan sabuk emas adalah materi permasalan disini. Jika kita menengok piala UBER, THOMAS atau gelar tinju WBA, pasti kita akan tahu bahwa piala atau sabuk tersebut harus dilepas saat sang kampiun kalah. Sikap Islam mengenai point masalah ini adalah sebagai berikut; Pihak penyelenggara adalah orang yang punya wa’du (janji) memberi pinjaman (ariyah) berupa piala atau sabuk juara kepada siapa yang menjadi jawara sampai kembali diadakan pertandingan perebutan. Berarti piala atau sabuk juara tersebut berstatus muar (pinjaman) yang tidak bisa dijual. Hal ini sesuai dengan kenyataan, yakni ketika sang juara bertahan kalah maka harus menyerahkan piala atau sabuk tersebut kepada sang juara baru.
G. MENJUAL CLUB
Bagi mereka maniak bola bukanlah hal asing saat mendengar club dijual. Klub yang mengalami kebangkrutan akibat pengeluaran dan pemasukan yang tidak seimbang atau sponsor utama sebagai pemasok dana kebutuhan club bangkrut akhirnya membuat pemilik klub terpaksa harus menjual clubnya baik sebagian atau semuanya.
Membahas kasus penjualan klub ini dapat ditilik melalui bab iktishos yang berupa hak asbaq. Jika club adalah sebuah organisasi, maka club termasuk ikhtishos yang tidak boleh dijual, namun bisa dilepas tangan melalui tanazul. Secara de facto menjual club saat ini biasanya termasuk juga pemain, pelatih dan aset yang dimiliki klub dalam lembar saham. Jika benar demikian tentu penjualan tersebut sah dan masuk qaidah tafriqushhofqoh yakni dua akad dengan satu harga; club lewat tanazul, pemain dan pelatih lewat ijaroh dan aset lewat bai’.
H. SIKAP PEMERINTAH TERHADAP TINJU NASIONAL.
Kenyataan dalam bertinju, pemainnya ada yang memakai helm dan ada yang tidak. Biasanya yang tidak memakai helm rentan sekali cedera bahkan bisa sampai nyawapun melayang. Sedangkan yang memakai helm frekwensi cederanyapun relatif sangat kecil. Seperti yang telah dipaparkan diatas mengenai hukum bertinju, maka disinipun tetap merujuk hukum diatas. Jika big macht dilakukan antar pemain mahir versus pemain mahir atau semua memakai helm pengaman dan terjadi kecelakaan, maka pemerintah tidak berhak melarang lantaran hukum tinjunya tidak haram. Namun yang menjadi polemik adalah yang mati terkategori ahli maksiat atau syahid? Dalam menyikapi kasus ini tampaknya ulama’ berbeda. Sedangkan apabila petinjunya tidak mahir maka wajib bagi pemerintah melarang, karena bertinju hukumnya haram.
I. ATLET PELATNAS
Dengan segala upaya untuk mengharumkan dan mengangkat nama bangsa dimata Internasional, pemerintah melalui olahraga menjaring pemain-pemain berbakat untuk dibina dalam pelatnas melalui induk cabang olahraga yang mengurusinya, seperti dalam bulu tangkis ada PBSI dll. Setelah mereka melewati porsi latihan yang ditatapkan pelatih masing-masing atau dikirim berlatih ke negara lain, merekapun dijadikan duta bangsa lewat diikut sertakan dalam event-event internasional seperti Olimpiade, Asian Games dsb. Dan ketika menjadi jawara atau kampiun merekapun mendapat hadiah dan medali. Lha yang jadi masalah untuk siapa hadiah tersebut? Kita tahu bahwa mereka bermain untuk dan atas nama negara, jadilah mereka pekerja atau pegawai negara. Dengan begitu hadiah yang diterima menjadi milik negara, kecuali jika hadiah khusus (bonus) atau jika mereka bermain atas nama pribadi. Sedangkan perjanjian potong pajak negara sebenarnya adalah; jika mereka bermain untuk dirinya sendiri, maka tidak boleh ada potong pajak kecuali atas dasar kerelaan, kemudian jika bermain untuk negara maka jika –misal- hadiah yang diterima 100 juta dan dipotong pajak 30 % maka yang 70 % tidak boleh atau haram diterima atlet, karena semua hadiah tersebut adalah milik negara dan pemerintah memberikan hadiah kepada atlet tersebut tidak ada dasar maslahah.
WA IBAROTUHA :
·Alat atau sarana perang
( ألباجوري :2/307)
( قوله وتصح المسابقة ) أي بعوض وبغيره على تفصيل يأتي في العوض كما سيذكره المصنف وسيدخل عليه الشارح بقوله واعلم إن عوض المسابقة الخ وقوله على الدواب أي التي تنفع في القتال _ إلى أن قال _ وبينه بالأنواع الخمسة فلا تجوز المسابقة على غيلرها .
·Permainan berbahaya , perkiraan , pemikiran dan menyakitkan hewan.
( الفتاوي الكبرى : 4 / 262)
اهـ فعلم منه ما قلناه لإن التردد بالسيوف والرماح ومراماة الأحجار السهام قد يقع فيها جرح وهلاك ومع ذلك لم ينضروا إليه لغلبة السلامة وكونه نافعا للحرب ليس هو العلة في التجويز مطلقا وإنما هو علة بالتجويز بعوض ألا ترى إلى تجويزهم والمراماة بالسهام والأحجار بلا عوض مع عدم نفيها في الحرب وليس علة ذلك إلا غلبة السلامة فيها فهكذا ما في السؤال يجوز لغلبة السلامة وإن فرض أنه غير نافع في الحرب وليس هذا من الإشارة على مسلم بالسلاح المنهي عنها لأن محل النهي في إشارة مخيفة أو يتولد عنها الهلاك قريبا غير نادر كما هو ظاهر.
( ألسرقاوي : 2/424_ 425)
بخلاف الطاب فحرام مطلقا وكذا مهارسة الديكة ومناطحة الكباشلأنه سفه ومن فعل قوم لوط الذين أهلكهم الله تعالى بذنوبهم الخ.
( نهاية المحتاج : 8 / 295 )
( ويحرم اللعب بالنرد على الصحيح ) لخبر مسلم ( من لعب بالنرد كأنما غمس يده لحم خنزير ودمه في رواية لأبي داود ( وقد عصى الله ورسوله ) وهو صغيرة وفارق الشطرنجي بأن معتمده الحساب الدقيق والفكر الصحيح ففيه تصحيح الفكر ونوع من التدبير. ومعتمد النرد الحزر والتخمين المؤدي إلى غاية من السفاهة والحمق . قال الرافعي ما حاصله : ويقاس بهما ما في معناهما من أنواع اللهو.
·Gulat , Tinju dan Foot ball
البجيرمي على الخطيب: 4/294
تنبيه: يحل اصطياد الحية من الحاذق في صنعته – إلى أن قال – ويؤخذ من كلامه أيضا حل أنواع اللعب الخطرة من الحاذق بها أي كالبهلوان حيث غلب على ظنه سلامته وإذا مات يموت شهيدا ويحل التفرج عليه حيث جازت وإلا فلا.
(الجمل: 5/280)
ومع كونه حلالا إذا مات فاعله يكون عاصيا إذ الشرط سلامة العاقبة ومنه المسمى بالبهلوان ولا عبرة بظن يتبين خطؤه ويحل التفرج على ذلك حينئذ.
ألشرقاوي : 2 / 424
وكذا لعب البهلوان وكل أنواع اللعب الخطرة كالحكم فتجوز من الحاذق العارف بها حيث خلت عن الخصام المعروف عند اهلها وغلبت السلامة.
الباجوري: 2/306-307
الأصل بالمسابقة وتصح المسابقة على الدواب أي على ما هو الأصل قوله وتصح المسابقة أي بعوض وغيره على تفصيل يأتي بالعوض كما سيذكره المصنف وسيدخل عليه الشارح بقوله واعلم أن عوض المسابقة الخ. وقوله على الدواب أي التي تنقع في القتال –إلى أن قال- وبينه بالأنواع الخمسة فلا تجوز المسابقة على غيرها الخ.
(نهاية المحتاج : 6 / 191)
قلت : ألأصح التحريم كهو ) أي كنظره ( إليها و الله أعلم )_ إلى ان قال _ وليس في حديث عائشة أنها نظرت وجوههم وابدانهم وإنما نظرت لعبهم وحرابهم , ولا يلزمه تعمدنظر البدنوإن وقعت من غير قصد صرفته حالا.
·Atlet wanita
الجمل : 5/250
قوله للرجال المسلمين قال الصيمري ولا يجوز المسابقة بين رجل وامرأة كما لا تجوز بين اثنتين قال غيره ولو بلا عوض ومما ينازعه ما سيأتي بمسابقة عائشة للنبي صلى الله عليه وسلم الذي يتجه الجواز حيث لم تقصد التشبه بالرجال.
·Konsekwensi berolahraga
(غسعاد الرفيق : 99
(و)منها ( الضرب) لمسلم أو ذمي (بغير حق)أي مسوغ شرعي _ إلى ان قال _ وقال عليه الصلاة والسلام : إن الله يعذر الذين يعذبون الناس في الدنيا: وفي رواية يعذبون وهي اعم من تعذيب الناس وغيرهم . وقال عليه الصلاة والسلام : لا يقف أحدكم موقفا يضرب فيه رجلا فإن لعنة الله تنزل على من حضره حيث لم يدفعوا عنه .
(إعانة الطالبين : 4/ 120)
(فرع) لو تصارعا مثلا ضمن بقود أو دية كل منهما ما تولد في الأخر من الصراعة لأن كلا لم يأذن فيما يؤدي الى نحو قتل او تلف عضو قال شيخنا ويظهر انه لا اثر لا عتياد ان لا مطالبة في ذلك بل لا بد في انتفائها من صريح الإذن .
·Ritual
(غاية المسترشدين : 297)
وعبارة ك وأما التوسل بالأنبياء والصالحين وهو أمر محبوب ثابت في أحاديث الثابتة وقد أتبكوا على طلبه بل ثبت التوسل بالأعمال الصالحة وهي أعراض فبالذوات أولى أما الجعل وسائط بين العبد وبين ربه فإن كان يدعوهم كما يدعو الله تعالى بالأمور فيتاكد تأثيرهم في شيئ من دون الله فهو كفر وإن كان مراده التوسل بهم إلى الله تعالى في قضاء مهماته مع اعتقاده أن الله هو النافع الضار المؤثر في الأمور فالظاهر عدم كفره وإن كان فعله قبيحا .
(حاشية الصاوي : 3/ 281)
(ولا تدع ) تعبد( مع الله إلها أخر لا إله إلا هو كل شيء هالك إلا وجهه. قوله تعبد : أشار بذلك إلى أن المراد بالدعاء العبادة وحينئذ فليس في الأية دليل علي ما زعمه الخوارج من ان الطلب من الغير حيا او ميتا شرك فإنه جهل مركب لأنه سؤال الغير من حيث إجراء الله النفع والضرر على يده قد يكون واجبا لأنه من التمسك بالأسباب ولا ينكر الأسباب إلا جحود او جهول
(حاشية الصاوي : 3/ 291)
قوله (يرجون نفعها ) هذا هو وجه الشبه _إلي ان قال _ وحمل المفسر ألأولياء علي الأصنام مخرج لللأولياء بمعنى المتولين في خدمة ربهم , فإن اتخاذهم بمعنى التبرك بهم والإلتجاء لهم والتعلق بأذيالهم مأمور به و وهم اسباب عادية تنزل الرحمات والبركات عندهم لابهم خلافا لمن جهل وعاند وزعم ان التبرك بهم شرك .
·Wasit dan hakim garis
(البجيرمي على الخطيب : 5/272)
ويندب أن يكون عند الغرض شاهدان على ما وقع من إصابة أو خطأ وليس لهما أن يمدح المصيب ولا أن يضم المخطأ لن ذلك يحل بالنشاط ويمنع أحدهما من أذية صاحبه بالتبجح والفخر عليه
(قليوبي وعميرة : 4/270)
فرع: يندب حضور شاهدين عند الغرض يشهد على المصيب والمخطئ ويطلب منهما عدم مدح الأول وعدم ذم الثاني.
(الأدب النبوي: 96)
أولو الأمر هم الذين وكل إليهم القيام بالشؤن العامة , والمصالح المهمة فيدخل فيهم كل من ولى أمرا من أمور المسلمين من ملك ووزير ورئيس ومدير ومأمور وعمدة وقاض ونائب وضابط وجندي وقد أوجب الرسول صلى الله عليه وسلم السمع لأوامر هؤلاء والمبادرة إلى تنفيذها سواء كانت محبوبة له أم بغيضة إليه .
(الأدب النبوي : 205)
الشرح: الرعية أمانة في يد الراعي يجب عليه القيام بحفظها وحسن التعهد لها والعمل لمصلحتها ممن ولاه الله شؤون الخلق من ملك وأمير ورئيس ووزير ومدير ومأمور –إلى أن قال- يجب عليه أن يحوطهم بنسخه –إلى أن قال- فليكن لنفوسهم واقيا ومالهم راعيا ولعرضهم ضائنا ويضرب على أيدي المفسدين بيد من حديد لا يحركها إلا التربية والتأديب .
·Anggaran negara untuk olahraga
( ألأشباه و النظائر : 83)
تصرف الإمام منوط بالمسلحة
·Menggelar event olahraga
( ألباجوري : 2/ 309)
ويجوز شرط المال من غير المتسابقين من الإمام أو الأجنبي كأن يقول الإمام من سبق منكما فله علي كذا من مالي أو من بيت المال ويكون ما يخرجه من بيت المال من سهم الصالح وكأن يقول الأجنبي من سبق منكما فله علي كذا لأنه من بذل المال على طاعة.
( الأشباه والنظائر: 84)
( ومنها ) أنه لا يجوز له أن يقدم من بيت المال غير الأحوج إلخ
·Sanksi kepada club
( التفسير المنير : 1/474)
( ولا تزر وازرة وزر أخرى )أي لا تحمل نفس حاملة للإثم أثم نفس أخرى بطيبة النفس حتى يمكن تخلص النفس الثانية عن إثمها ولكن يحمل عليها القصاص فلا تؤخذ نفس أخرى فكل واحد مقتص بذنب نفسه وهذا قطع لأطماع الكفار حيث كانوا يزعمون أنهم إن لم يكونوا على الحق فالعقاب على أسلافهم الذين قلدوهم الدين الفاسد
·Status piala dan sabuk penghargaan
( ترشيح المستفيدين : 263)
تتمة: تجمع على أن الوفاء بالوعد بالخير مطلوب وهل هو مستحب أو واجب ذهب الثلاثة إلى الأول وإن في تركه كراهة شديدة وعليه أكثر العلماء قال مالك إن اشترط الوعد بسبب كقوله تزوج ولك كذا ونحو ذلك وجب الوفاء به وإن كان الوعد مطلقا لم يجب اهـ رحمة واختار وجوب الوفاء عن الشافعية تقي الدين السبكي كما مر ذلك في البيع في بيان بيع العمدة.
( البيجيرمي : 3/280)
والشرط الثالث مملوك أي أن يكون للعاقد عليه ولاية فلا يصح بيع فضول وإن أجازه المالك لعدم ولايته على المعقود عليه (قوله أن يكون) إنما فسر بذلك لأن كلام المتن قاصر على الملك فأشار إلى أن المدار على الولاية بملك أو وكالة أو ولاية كالأب والجد والوصي مثلا أو إذن من الشارع كالملتقط فيما يخاف فساده فله بيعه.
ا( ألأشباه والنظائر: 196)
األسادسة الملك إما للعين والمنفعة معا وهذا الغالب أو للعين فقط –إلى أن قال- وإما للمنفعة فقط كمنافع العبد الموصى بمنفعته أبدا وكالمستأجر والموقوف علىمعين وقد يملك الانتفاع دون المنافع كالمستعير والعبد الذي أوصي بمنفعته مدة حياة الموصى له –إلى أن قال- ومن ملك الإنتفاع فليس له الإجارة قطعا ولا الإعارة في األأصح.
·Menjual club
( ألأشباه والنظائر: 191)
القول في الملك وفيه مسائل الأولى في تفسيره وقال ابن السبكي هو حكم شرعي يقدر في عين أو منفعة يقتضي تمكن من ينسب إليه من انتفاعه والعوض عنه من حيث هو كذلك –إلى أن قال- وخرج أيضا الإختصاص في المساجد والربط ومقاعد الأسواق إذ لا ملك فيها مع التمكن من التصرف .
( نهاية المحتاج للرملي : 5/ 336)
ومن شرع في عمل إحياء ولم يتمه _ إلى أن قال _ لكن الأصح انه لا يصح بيعه ولا هبته كما قاله الماوردي خلافا للدارمي لما مر من أنه غير ملك وحق التملك لايباع كحق الشفعة والثاني يصح بيعه وكأنه باع حق الإختصاص .
( مجلة مجمع الفقه الإسلام : 3/ 2374)
فخلاضة الحكم في بيع حق الأسبقبة أنه وإن كان بعض الفقهاء يجوزون هذا البيع ولكن معظمهم على عدم جوازه ولكن يخوز عندهم النزول عنه بمال على وجه الصلح والله سبحانه أعلم.
( ألأشباه والنظائر : 76)
( فصل ) ومن هذه القاعدة تفيق الصفقة وهي إن تجمع في عقد بين حرام وحلال وتجري في أبواب وفيها غالبا قولان أو وجهان أصحهما ألصحة في الحلال والثاني البطلان في الكل .
·Sikap pemerintah terhadap tinju
( ألأدب النبوي : 47)
فإمام الناس من ملك أو أمير راع كفيل وحافظ امين مسؤل عن أهل مملكته أو امارته فعليه اقامة العادلة فيهم وردالحقوق لأربابها واحترام حرياتهم في دلئرة الحق والأدب واستشارتهم في الأمور وأللإجتماع لنصائحهم والذود عن كرامتهم والحرص على مصالحهم والدفاع عن حقوقهم وفتح الأبواب لمعايشهم وتذليل السبل لتنمية ثروتهم والضرب على أيدي الناس المفسدين والتنكيل بالمجرمين الخائنين والعمل على قطع الفساد في الأرض ومنع الجرائم منها إلى غير ذلك مما ترقى به المة وتسلم من الأضرار .
·Atlet pelatnas
(ألأشباه والنظائر : 84 )
( مسئلة ) يصح الإستئجار لكل مالا تجب له نية _ إلى أنقال _ لا القضات والإمامة ولو في نفل فيما يعطاه الإمام على ذلك فمن باب الأرزاق والمسامحة فلو امتنع المعطي من إعطاع ما قلالاه لم تجز له المطالبة به ولا لعقد النكاح كالجعالة عليه الخ .
( إسعاد الرفيق : 2/ 57)
ومنها أكل ما يدخل على الشخص بسبب ( المكس ) وهو ما ترتبه الظلمة من السلاطين في أموال الناس بقوانين إبتدعوها .
( إسعاد الرفيق : 2/ 97)

( والغضب ) وهو الإستيلاء علي حقوق الغير ظلما _ إلى أن قال _ ولقوله عليه الصلاة والسلام لا يحل لأحد أن يأخذ عصا أخيه بغيلر طيب نفس منه.

BAGAIMANA HUKUM MENGGUNAKAN GRATISAN INTERNET


Hukum Menggunakan Trik Gratisan Internet
Deskripsi Masalah : Internet adalah sesuatu yang sudah tak asing lagi. Dengan internet orang bisa melihat berita, bermain game dsb. Tapi untuk bisa memanfaatkannya harus mengeluarkan biaya, pergi ke warnet atau pulsa telepon (kalau pakai Handphone sebagai medianya). Hal itu tidak berlaku untuk para gratisan mania. Berkat kerja keras para hacker, mereka bisa memanfaatkan internet tanpa keporot pulsa. Salah satu caranya dengan meng-instal aplikasi handler pada ponsel, kemudian isi trik gratisan di dalamnya. 
Pertanyaan:
1.a. Bolehkah memanfaatkan gratisan internet tersebut ?
Jawaban :
Tidak boleh
& الفقه الإسلامي وأدلته تأليف الدكتور وهبة الزحيلي، ج: 6 ص: 556
عرف الشافعية والحنابلة الغصب بأنه: الاستيلاء على حق الغير (من مال أو اختصاص) عدواناً، أي على وجه التعدي أو القهر بغير حق. وهذا التعريف يشمل أخذ الأموال المتقومة والمنافع وسائر الاختصاصات كحق التحجر (أي إحياء الأرض الموات بوضع الأحجار على حدودها)، والأموال غير المتقومة كخمر الذمي، وما ليس بمال، كالكلب والسرجين وجلد الميتة.
& إسعاد الرفيق للشيخ محمد بن سالم بن سعيد بابصيل الشافعي
(و) كذا أكل (كل مأخوذ بمعاملة حرمها الشرع) مما مر بيانه وإنه من أكل أموال الناس بالباطل، وقد ورد في الحديث" إن دم المسلم وعرضه وماله حرام" وإن من استحل ما يأخذه كبعض الجهلة الطعام كفر وخرج عن دائرة الإسلام والعياذ بالله سبحانه وتعالى عن ذلك، فليجتنب العاقل كل ذلك وغيره من المحرمات، ولعظم خطر ارتكاب المنهيات. قال عليه الصلاة والسلام" إذا أمرتكم بأمر فأتوا منه ما استطعتم وإذا نهيتكم عنه فاجتنبوه" أي حيث قال في الثاني فاجتنبوه ولم يقل فاجتنبوا منه ما استطعتم، ولا يحصل الاجتناب عنها إلا بالتقوى كما قال عليه الصلاة والسلام: لا تحاسدوا ولا تباغضوا ولا تدابروا ولا يبع بعضكم على بيع بعض وكونوا عباد الله إخوانا. المسلم أخو المسلم لا يظلمه ولا يحقره ولا يخدعه ولا يكذبه: التقوى ههنا (ويشير إلى صدره ثلاث مرات). أي إن خشية الله التي يجتنب بها العبد المنهيات، ويطلب بها الرضا في القلب الذي هو محل الإيمان. واعلم أن بعض الجهلة قد يظن إن الحرام والظلم إنما يتصور بنور العصب وقطع الطريق والسرقة مع أن المأخوذ بنحو الغش والخداع أشد ظلما وأقبح تعديا والله أعلم.
& فتاوى الشبكة الإسلامية، ج: 1 ص 163
(السؤال) : ما حكم الشرع في مسألة نسخ برامج الكمبيوتر؟ أو ما يسمى بتداول البرامج المنسوخة واستخدامها، سواْء من قبل الأفراد أو الشركات؟ وكذلك ما الحكم لو أن شخصا ما اشترى برنامجا أصليا أو فاز به كجائزة؟ لكنه قام بتركيبه لأصدقائه مع العلم أن الشركات المنتجة تفرض شرط الاستخدام لجهاز واحد فقط.أفيدونا جزاكم الله خيرا ويسر أمرنا وأمركم.
(الفتوى) : الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أما بعد: فقد ذهب جماعة من أهل العلم إلى منع نسخ برامج الكمبيوتر التي لايأذن أصحابها بذلك ، وجاء في جواب اللجنة الدائمة عن هذا الموضوع : أنه لا يجوز نسخ البرامج التي يمنع أصحابها نسخها إلا بإذنهم لقوله r: "المسلمون على شروطهم" رواه أبو داود وصححه السيوطي ولقوله r: "لا يحل مال امرئ مسلم إلا بطيب من نفسه". أخرجه الترمذي وقال حسن صحيح. وقوله r: "من سبق إلى مباح فهو أحق به" رواه أبو داود وصححه الضياء المقدسي. سواء أكان صاحب هذه البرامج مسلماً أم كافراً غير حربي، لأن حق الكافر غير الحربي محترم كحق المسلم. وإذا نص صاحب هذه البرامج على منع النسخ العام فقط ، فيجوز نسخها للنفع الخاص، أما إذا منع من النسخ العام والخاص فلا يجوز نسخها مطلقاً.والله تعالى أعلم.
1.b. Kalau tidak, bagaimana cara mentaubatinya ?
Jawaban:
Diberikan kepada pemiliknya jika mampu. namun jika tidak mampu maka diberikan kepada qodli amin (yang bisa dipercaya) lalu qodli alim (mengetahui tempat-tempat pengalokasiannya). Jika tidak ada, langsung ditasharufkan pada kemaslahatan umum (masholih 'ammah).
& حاشية الجمل تأليف شيخ الإسلام زكريا الأنصاري، ج: 5 ص: 387
(وإنما يقبل غيرها ) أي غير المعادة ( من فاسق أو خارم مروءة ) ، وهو من زيادتي (بعد توبته وهي ندم ) على المحذور (بـ) شرط ( إقلاع ) عنه ( وعزم أن لا يعود ) إليه ( وخروج عن ظلامة آدمي) من مال أو غيره فيؤدي الزكاة لمستحقها .ويرد المغصوب إن بقي وبدله إن تلف لمستحقه ( قوله ويرد المغصوب إن بقي إلخ ) في الروض وشرحه ، فإن لم يكن المستحق موجودا أو انقطع خبره سلمها إلى قاض أمين ، فإن تعذر تصدق بها على الفقراء ونوى الغرم له إن وجده أو يتركها عنده قال الإسنوي ولا يتعين التصدق بها بل هو مخير بين وجوه المصالح كلها قال الأذرعي وقد يقال إذا لم يكن مأذونا له في التصرف فكيف يكون ذلك كغيره من الآحاد والمعسر ينوي الغرم إذا قدر بل يلزمه التكسب لإيفاء ما عليه إن عصى به لتصح توبته ، فإن مات معسرا طولب في الآخرة إن عصى بالاستدانة وإلا فالظاهر أنه لا مطالبة فيها والرجاء في الله تعويض الخصم ا هـ .وعبارة العباب ، فإن عدم أو انقطع خبره فإلى أمين من قاض ثم عالم ، فإن تعذر تصدق به عنه أو صرفه في المصالح بنية الغرم اهـ سم.
& فتح المعين تأليف الشيخ زين الدين بن عبد العزيز المليباري، ج: 4 ص: 293
(وهي ندم) على معصية من حيث أنها معصية لا لخوف عقاب ولو اطلع عليه أو لغرامة مال ( ب ) شرط (إقلاع) عنها حالا إن كان متلبسا أو مصرا على معاودتها ومن الإقلاع رد المغصوب (وعزم أن لا يعود) إليها ما عاش (وخروج عن ظلامة آدمي) من مال أو غيره فيؤدي الزكاة لمستحقيها ويرد المغصوب إن بقي وبدله إن تلف لمستحقه – إلى أن قال - فإذا تعذر رد الظلامة على المالك أو وارثه سلمها لقاض ثقة فإن تعذر صرفها فيما شاء من المصالح عند انقطاع خبره بنية الغرم له إذا وجده فإن أعسر عزم على الأداء إذا أيسر فإن مات قبله انقطع الطلب عنه في الآخرة إن لم يعص بالتزامه فالمرجو من فضل الله الواسع تعويض المستحق.
& إعانة الطالبين تأليف الشيخ أبي بكر ابن السيد محمد شطا الدمياطي، ج: 4 ص: 294

(قوله فإذا تعذر رد الظلامة على المالك أو وارثه) عبارة الروض وشرحه فإن لم يكن مستحق أو انقطع خبره سلمها إلى قاض أمين فإن تعذر تصدق به على الفقراء ونوى الغرم له إن وجده أو يتركها عنده قال الأسنوي ولا يتعين التصدق بها بل هو مخير بين وجوه المصالح كلها والمعسر ينوي الغرم إذا قدر بل يلزمه التكسب لإيفاء ما عليه إن عصى به لتصح توبته فإن مات معسرا طولب في الآخرة إن عصى بالاستدانة كما تقتضيه ظواهر السنة الصحيحة وإلا فالظاهر أنه لا مطالبة فيها إذ لا معصية منه والرجاء في الله تعويض الخصم اهـ بحذف.

HUKUM OPERASI CAESAR

PERTANYAAN :
Bagaimanakah hukumnya operasi melahirkan (cesar), bukan dalam keadaan darurat ?
JAWABAN :
Boleh ketika memenuhi ketentuan-ketentuan operasi yang diperbolehkan secara syariat, di antaranya :
1. Resiko operasi harus lebih ringan dibandingkan resiko melahirkan dengan jalan normal.
2. Dilakukan oleh dokter ahli
3. Dilakukan oleh dokter sejenis (perempuan) dan lain-lain.
Referensi :
1. Ihya’ ulum al-Dien juz II hal. 53 2. I’anah al-Tholibien juz IV hal. 175-178 3. Mughni al-Muhtaj juz IV hal. 200 4. Fath al-Mu’in juz III hlm. 209-210 5. Al-’Aziz Syarh al-Wajiz juz VII hal. 482 6. At-Ta’rifat hlm. 63 7. Fath al-Bari juz X hlm. 377-378 8. Taudhih al-Ahkam juz V hlm. 188-189
إحياء علوم الدين الجزء الثاني ص: 53 دار إحياء الكتب العربية فإن قلت فإن لم يكن العزل مكروها من حيث إنه دفع لوجود الولد فلا يبعد أن يكره لأجل النية الباعثة عليه إذ لا يبعث عليه إلا نية فاسدة فيها شيء من شوائب الشرب الخفي فأقول النيات الباعثة عن العزل خمس الأولى في السراري وهو حفظ الملك عن الهلاك باستحقاق العتاق وقصد استبقاء الملك بترك الإعتاق ودفع أسبابه ليس بمنهي عنه الثانية استبقاء جمال المرأة وسمنها لدوام التمتع واستبقاء حياتها خوفا من خطر الطلق وهذا أيضا ليس منهيا عنه إعانة الطالبين الجزء الرابع ص: 175-178 دار الفكر وحرم تثقيب أنف مطلقا وأذن صبي قطعا وصبية على الأوجه لتعليق الحلق كما صرح به الغزالي وغيره لأنه إيلام لم تدع إليه حاجة وجوزه الزركشي واستدل بما في حديث أم زرع في الصحيح وفي فتاوى قاضيخان من الحنفية أنه لا بأس به لأنهم كانوا يفعلونه في الجاهلية فلم ينكر عليهم رسول الله وفي الرعاية للحنابلة يجوز في الصبية لغرض الزينة ويكره في الصبي انتهى ومقتضى كلام شيخنا في شرح المنهاج جوازه في الصبية لا الصبي لما عرف أنه زينة مطلوبة في حقهن قديما وحديثا في كل محل وقد جوز اللعب لهن بما فيه صورة للمصلحة فكذا هذا أيضا والتعذيب في مثل هذه الزينة الداعية لرغبة الأزواج إليهن سهل محتمل ومغتفر لتلك المصلحة فتأمل ذلك فإنه مهم مغني المحتاج الجزء الرابع ص: 200 دار صادر ولمستقل بأمر نفسه وهو الحر البالغ العاقل كما قال البغوي و الماوردي وغيرهما ولو سفيها قطع سلعة منه وهو بكسر الشين وحكي فتحها مع سكون اللام وفتحها خراج كهيئة الغدة يخرج بين الجلد واللحم يكون من الحمصة إلى البطيخة وله فعل ذلك بنفسه وبنائبه لأن له غرضا في إزالة الشين (إلا) سلعة (مخوفة) قطعها بقول اثنين من أهل الخبرة أو واحد كما بحثه الأذرعي (لا خطر في تركها) أصلا أو الخطر في قطعها أكثر منه في تركها فيمتنع عليه القطع في هاتين الصورتين لأنه يؤدي إلى هلاك نفسه قال تعالى ولا تلقوا بأيديكم إلى التهلكة أما التي خطر تركها أكثر أو القطع والترك فيها سيان فيجوز له قطعها على الصحيح في الأولى والأصح في الثانية كما في الروضة وأصلها كما يجوز قطعه لغير المخوفة لزيادة رجاء السلامة مع إزالة الشين وإن نازع البلقيني في الجواز عند استوائهما قال لو قال الأطباء إن لم تقطع حصل أمر يفضي إلى الهلاك وجب القطع كما يجب دفع المهلكات ويحتمل الاستحباب اهـ فتح المعين بهامش إعانة الطالبين الجزء الثالث ص: 209-210 دار الفكر والمخوف كإسهال متتابع وخروج الطعام بشدة ووجع أو مع دم من عضو شريف كالكبد دون البواسير أو بلا استحالة وحمى مطبقة وكطلق حامل وإن تكررت ولادتها لعظم خطره ومن ثم كان موتها منه شهادة وبقاء مشيمة. العزيز على شرح الوجيز الجزء السابع ص : 482 دار الكتب العلمية ومنها: انه يجوز النظر والمس للفصد والحجامة والمعالجة لعلة وليكن ذلك بحضور محرم ويشترط فى جواز نظر الرجل الى المرأة أ لا يكون هناك امرأة تعالج وفى جواز نظر المرأة الى الرجل ألا يكون هناك رجل يعالج كذلك ذكره ابو عبد الله الزبيري والقاضى الروياني ايضا وعن ابن القاص خلافه ثم اصل الحاجة كاف فى النظر الى الوجه واليدين ولذلك جاز النظر بسبب الرغبة فى النكاح وفى النظر الى سائر الأعضاء يعتبر التأكد وضبطه الإمام فقال يجوز الإنتقال بسببه من الماء الى التراب وفاقا او خلافا كشدة الضنى وما فى معناها يجوز النظر بسببه وفى النظر الى السوءتين يعتبر مزيد تأكد قال فى الوسيط: وذلك بأن تكون الحاجة بحيث لايعد التكشف بسببها هتكا للمروءة ويعذر فى العادات والى هذا الترتيب اشار فى الكتاب بقوله: وليكن النظر الى السوءتين لحاجة مؤكدة التعريفات ص: 63 دار الكتب العلمية التغيير: هو إحداث شيئ لم يكن قبله فتح الباري الجزء العاشر ص: 377-378 دار الفكر قال الطبري لا يجوز للمرأة تغيير شيء من خلقتها التي خلقها الله عليها بزيادة أو نقص التماس الحسن لا للزوج ولا لغيره-إلى أن قال-قال ويستثنى من ذلك ما يحصل به الضرر والأذية كمن يكون لها سن زائدة أو طويلة تعيقها في الأكل أو إصبع زائدة تؤذيها أو تؤلمها فيجوز ذلك إهـ توضيح الأحكام الجزء الخامس ص : 188- 189 لا يجوز اسقاط الحمل إذا كان علقة أو مضغة حتى تكرر لجنة طبية موثوقة إن استمراره خطر على سلامة أمه بأن يخشى عليها الهلاك من استمراره فيجوز إسقاطه بعد استنفاد كافة الوسائل لتلاقى تلك الأخطار بعد الطور الثالث وبعد إكمال أربعة أشهر للحمل لا يحل اسقاطه حتى يقرر جمع من الأطباء المختصين الموثوقين أن بقاء الجنين فى بطن أمه يسبب موتها وبذلك بعد استنفاد الوسائل لانقاذ حياته وإنما رخص الإقدام على اسقاطه بهذه الشروط دفعا لأعظم الضررين وجلبا لعظمى المصلحين قبل مرور مائة وعشرين يوما على الحمل إذا ثبت وتأكد بتقرير لجنة طبية من الأطباء المختصين الثقات وبناء على الفحوص الفنية بالأجهزة والوسائل الممكنة أن الجنين مشوه تشويها خطيرا غير قبيل للعلاج وإنه إذا بقى وولد فى موعده ستكون حياته سيئة وألاما عليه وعلى أهله فعندئذ يجوز اسقاطه بناء على طلاب الوالدين والمجلس إذ يقرر ذلك يسىء الأطباء والوالدين بتقوى الله والتثبت فى هذا الأمر

Sumber : LBM P2 L (Lembaga Intelektual Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri)