SISA BANGUNAN MASJID SETELAH RENOVASI

 

PERTANYAAN :
Sisa-sisa bangunan masjid yang telah dibongkar yang mau direnofasi sebaiknya dikemanakan ?
JAWABAN :
Silahkan diberikan pada masjid lain
حاشية اعانة الطالبين للسيد جزء 3 ص 181
ولايعمر به غير جنسه كرباط وبـئر كالعكس الا اذا تعذر جنسه ( قوله ولا يعمر به غير جنسه ) اى ولا يعمر بالنقض ما هو من غير جنس المسجد وقوله كالرباط وبئر تمثيل لغير جنس المسجد وقوله كالعكس هوان لا يعمر بنقض الرباط والبئر غير الجنس كالمسجد ( قوله الا اذا تعذر ) أي فانه يعمر به غير الجنس اهـ
“Dan tidaklah diperbolehkan menggunakan bahan-bahan yang tersisa dari pembangunan/perbaikan masjid untuk dipakai (dalam pembangunan) selain masjid, seperti pesantren, sumur dll, begitu pula sebaliknya ( sisa pembangunan pesantren dipakai untuk masjid). Kecuali ada faktor udzur, maka diperbolehkan penggunaan sisa bangunan di atas untuk digunakan pada selain jenis”.
غاية التلخيص المراد من فتاوي ابن زياد ص 259
(مسئلة) اوقاف المساجد والابار والرباط المسبلة اذا تعذر صرف متوجهاتها اليها على ما شرطه الواقف لخراب المساجد والعمران عندها يتولى الحاكم امر ذالك وفي صرفه خمسة اوجه احدها قاله الرويانى والموردي والبلقينى يصرف الى الفقراء والمساكن الثاني حكاه الحفاظى وقاله الماوردى ايضا انه كمنقطع الاخر الثالث حكاه الحفاظى ايضا يصرف الى المصالح الرابع قاله الامام وابن عجيل يحفظ لتوقع عوده الخامس وهو المعتمد وجرى عليه فى الانوار والجواهر وزكريا انه يصرف الى مثلها المسجد الى المسجد الخ.. والقريب اولى وعليه يحمل قول المتولى لأقرب المساجد
“(Masalah) Benda-benda wakaf milik masjid, sumur dan pesantren apabila ada kendala dalam mengalokasikan aset-asetnya sesuai dengan apa yang disyaratkan oleh pihak yang memberi wakaf, -karena masjid telah rata dengan tanah atau karena perkampungannya telah tak berpenghuni-, maka hakim (pihak yang berwenang) harus turun tangan menangani hal diatas. Dan dalam pengalokasiannya ada 5 cara.
(1). Pendapat Ruyani, Mawardi dan Bulqini : Aset-aset itu diberikan pada fakir-miskin.
(2). Dalam pandangan Huffadzi dan Mawardi : Permasalahan diatas sama dengan wakaf Munqoti’ Akhir.
(3). Menurut Huffadzi pula : Digunakan untuk kemaslahatan
(4). Imam Haramain dan Ibn Ujail berpendapat : Disimpan dulu, untuk membangun kembali masjid yang telah hancur. Dan wajh yang ke
(5). adalah pendapat yang mu’tamad, yang dipaparkan (oleh Yusuf Ardabili) dalam kitab Al Anwar-nya dan Al Jawahir dan Syaikh Zakariya Al Anshori bahwa aset-aset itu digunakan untuk pembangunan yang sama, dari satu masjid ke masjid lainnya…dan yang utama adalah untuk masjid yang terdekat. Kesinilah pendapat Al Mutawalli diarahkan”.
هامش الشرواني جزء 6 ًص 282
( وَالْأَصَحُّ جَوَازُ بَيْعِ حُصْرِ الْمَسْجِدِ إذَا بَلِيَتْ وَجُذُوعِهِ إذَا انْكَسَرَتْ ) ، أَوْ أَشْرَفَتْ عَلَى الِانْكِسَارِ ( وَلَمْ تَصْلُحْ إلَّا لِلْإِحْرَاقِ ) لِئَلَّا تَضِيعَ فَتَحْصِيلُ يَسِيرٍ مِنْ ثَمَنِهَا يَعُودُ عَلَى الْوَقْفِ أَوْلَى مِنْ ضَيَاعِهَا وَاسْتُثْنِيَتْ مِنْ بَيْعِ الْوَقْفِ ؛ لِأَنَّهَا صَارَتْ كَالْمَعْدُومَةِ وَيُصْرَفُ ثَمَنُهَا لِمَصَالِحِ الْمَسْجِدِ... الى ان قال... وَالْخِلَافُ فِي الْمَوْقُوفَةِ وَلَوْ بِأَنْ اشْتَرَاهَا النَّاظِرُ وَوَقَفَهَا بِخِلَافِ الْمَمْلُوكَةِ لِلْمَسْجِدِ بِنَحْوِ شِرَاءِ فَإِنَّهَا تُبَاعُ جَزْمًا .

“Menurut pendapat ‘Ashoh’ adalah diperbolehkannya menjual karpet-karpet milik masjid jika bendanya telah rusak, robek atau hampir robek dan tidak layak kecuali untuk dibakar. Agar tidak sia-sia begitu saja, maka mendapatkan sedikit pemasukan (dari penjualan diatas) yang dimasukkan (ke dalam kas) wakaf, tentu lebih baik. Dan hal ini dikecualikan dari (larangan) penjualan benda wakaf, karena dihukumi seolah tidak ada, dan keuntunagannya dialokasikan untuk kepentingan masjid…. Dan khilaf Ulama terjadi pada benda-benda yang diwakafkan, meskipun telah dibeli oleh pihak yang menanganinya (Nadzir) lalu mewakafkannya. Berbeda halnya dengan infentarisir milik masjid yang diperoleh dengan cara membeli, maka sudah pasti boleh dijual kembali”.

Tidak ada komentar:
Write komentar